Apa itu boilerplate code dan Contoh Pada Java

Apa Itu Boilerplate Code pada Java?

Pernah nggak sih kamu merasa capek menulis kode yang itu-itu saja, berulang-ulang, tanpa ada perubahan berarti? Nah, itulah yang kita sebut sebagai boilerplate code. Di dalam pemrograman, khususnya di Java, boilerplate code adalah kode-kode yang sering kali harus ditulis ulang berkali-kali untuk memastikan program bisa berjalan dengan baik, meskipun kode tersebut sebenarnya tidak terlibat langsung dengan logika utama aplikasi. Kode ini biasanya diperlukan untuk mengatur struktur dasar aplikasi, seperti getter dan setter, constructor, toString(), hashCode(), dan lain-lain. Jika merujuk bagaimana project lombok terbentuk adalah guna mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh boilerplate code. Pertanyaan selanjutnya apa itu boilerplate code. Apakah boilerplate code itu selalu buruk. Mari kita simak

Sejarah Istilah "Boilerplate"

Istilah boilerplate sebenarnya bukan berasal dari dunia pemrograman, lho! Pada awalnya, istilah ini digunakan dalam dunia penerbitan dan hukum sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Waktu itu, boilerplate merujuk pada bagian teks atau dokumen standar yang digunakan berulang-ulang tanpa banyak perubahan. Mirip dengan teks yang ada di kontrak atau surat kabar yang isinya sering kali sama di berbagai tempat.

Lama-kelamaan, istilah ini diadopsi dalam pemrograman untuk menggambarkan kode-kode yang bersifat generik dan sering kali ditulis berulang-ulang, meskipun nggak ada kaitannya langsung dengan solusi dari masalah yang sebenarnya. Misalnya, menulis getter dan setter dalam Java, yang harus ada agar program bisa berjalan, tapi tidak menambah logika khusus dalam aplikasi tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Boilerplate Code

Meskipun boilerplate code kadang terasa membosankan, kode ini tetap punya peran penting dalam pengembangan software. Tapi, ada juga sisi negatifnya. Yuk, kita bahas kelebihan dan kekurangannya!

Kelebihan Boilerplate Code

  1. Konsistensi Kode, boilerplate code membantu menjaga struktur kode tetap konsisten. Ini penting banget, apalagi kalau kamu bekerja dalam tim, karena semua orang bisa memahami kode dengan lebih mudah.
  2. Memastikan Fungsi Dasar, dengan boilerplate code, fungsi-fungsi dasar yang dibutuhkan oleh aplikasi bisa dipastikan ada. Misalnya, getter dan setter di Java yang membantu mengamankan akses ke variabel-variabel dalam sebuah class.
  3. Kode Bisa Digunakan Kembali, banyak boilerplate code yang bisa digunakan lagi di tempat lain tanpa perlu banyak modifikasi. Ini tentunya menghemat waktu dan tenaga ketika mengembangkan fitur yang mirip.

Kekurangan Boilerplate Code

  1. Redundansi dan Kebosanan, kekurangan utamanya, tentu saja, adalah menulis kode yang sama berkali-kali. Ini bisa bikin kode jadi terlihat berantakan dan membosankan.
  2. Membuat Kode Lebih Panjang, karena harus menulis boilerplate code, jumlah baris kode dalam program jadi bertambah. Hal ini bisa membuat kode lebih sulit dibaca dan dimengerti.
  3. Memperlambat Pengembangan, menulis kode yang sama berulang kali bisa memakan waktu, apalagi kalau proyeknya besar dan melibatkan banyak class dan object. hal ini bisa memperlambat kemajuan proyek.

Project Lombok: Solusi Ampuh Mengatasi (redundancy) Boilerplate Code di Java

Untungnya, ada solusi yang bisa membantu kita mengatasi masalah boilerplate code, yaitu Project Lombok. Project Lombok adalah sebuah pustaka atau library di Java yang bisa secara otomatis menghasilkan kode-kode boilerplate untuk kita, sehingga kita nggak perlu menulisnya secara manual.

Cara Kerja Project Lombok

Lombok bekerja dengan menggunakan anotasi (annotations) / @ yang ditempelkan di classmethod, ataupun variable. Anotasi ini memberikan instruksi kepada Lombok untuk membuat kode-kode yang biasanya harus kita tulis sendiri. Misalnya, dengan menggunakan anotasi @Getter dan @Setter, Lombok otomatis akan membuat method getter dan setter untuk semua field dalam class tersebut.

Coba kita lihat contohnya:

Sebelum menggunakan Lombok:

 
package com.sufyan97.learn_lombok.boilerplate;

public class Person {
    private String name;
    private int age;

    public Person(String name, int age) {
        this.name = name;
        this.age = age;
    }

    public String getName() {
        return name;
    }

    public void setName(String name) {
        this.name = name;
    }

    public int getAge() {
        return age;
    }

    public void setAge(int age) {
        this.age = age;
    }

    @Override
    public String toString() {
        return "Person [name=" + name + ", age=" + age + "]";
    }
} 


Dengan Lombok, kode ini bisa disederhanakan jadi seperti ini (nama sengaja diubah menjadi PersonW) :

package com.sufyan97.learn_lombok.boilerplate;

import lombok.Data;

@Data
public class PersonW {
    private String name;
    private int age;
}
 

Anotasi @Data di atas akan secara otomatis menghasilkan semua kode seperti getter, setter, constructor, dan bahkan toString()hashCode(), serta equals(). Jadi, kamu tidak perlu menulisnya satu per satu.

Kelebihan Menggunakan Project Lombok

  1. Mengurangi Boilerplate Code, manfaat terbesar dari Lombok adalah mengurangi boilerplate code secara signifikan. Kode jadi lebih bersih, lebih rapi, dan lebih mudah dipelihara.
  2. Meningkatkan Produktivitas, karena nggak perlu menulis kode yang berulang, kamu bisa lebih produktif. Waktu yang biasanya dihabiskan untuk menulis kode dasar bisa dialihkan ke pengembangan fitur yang lebih penting.
  3. Konsistensi Kode yang Lebih Baik, Lombok memastikan bahwa kode yang dihasilkan selalu konsisten, mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi jika kamu menulis kode secara manual.

Kekurangan Menggunakan Project Lombok

  1. Ketergantungan pada Pustaka Eksternal, menggunakan Lombok berarti kamu menambahkan ketergantungan pada pustaka (library) eksternal. Walaupun ini nggak selalu jadi masalah besar, beberapa proyek atau tim mungkin lebih memilih untuk meminimalkan penggunaan pustaka eksternal.
  2. Debugging yang Lebih Rumit, karena kode dihasilkan secara otomatis, proses debugging bisa jadi lebih sulit. Kamu mungkin nggak bisa langsung melihat kode yang dihasilkan Lombok di IDE, jadi perlu sedikit penyesuaian.
  3. Belajar Menggunakan Lombok, walaupun Lombok mudah digunakan, kamu tetap perlu belajar cara menggunakannya. Ada kurva pembelajaran untuk memahami berbagai anotasi dan cara kerjanya.

Boilerplate Code dan Project Lombok dalam Proyek Java

    Dalam proyek Java, boilerplate code sering kali menjadi tantangan, terutama jika proyeknya besar dan melibatkan banyak bagian. Project Lombok menawarkan solusi yang efektif dengan mengotomatisasi penulisan kode-kode yang berulang. Dengan Lombok, kamu bisa fokus pada logika bisnis yang lebih penting, tanpa harus repot menulis kode dasar berulang kali.

    Namun, meskipun Lombok membawa banyak keuntungan, penting juga untuk mempertimbangkan kekurangannya, seperti ketergantungan pada pustaka eksternal dan potensi kesulitan dalam debugging. Oleh karena itu, penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek dan preferensi tim.

Kesimpulan

    Boilerplate code dalam Java memang sering kali menjadi hal yang harus dihadapi oleh para developer. Meskipun kode ini penting untuk memastikan struktur dan fungsi dasar aplikasi, menulisnya secara manual bisa membosankan dan memperlambat pengembangan. Untungnya, Project Lombok hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini. Dengan Lombok, kamu bisa mengurangi jumlah kode yang harus ditulis, meningkatkan produktivitas, dan membuat kode lebih bersih serta mudah dipelihara. Namun, seperti alat lainnya, penting untuk memahami baik kelebihan maupun kekurangannya sebelum memutuskan untuk menggunakannya dalam proyek. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa proyekmu berjalan dengan lancar dan efisien.

Anda bisa melihat codenya dalam github berikut.

Referensi

Posting Komentar untuk "Apa itu boilerplate code dan Contoh Pada Java"