Berjalan
melewati tapal batas kota penuh kenangan ini, ia kembali menoleh kebelakang
untuk melihat yang terakhir kali. Sekarang ia menaiki bis malam yang mungkin
terakhir kali beroperasi untuk hari ini. Bus terus melaju melewati malam yang
dingin dan suram ini. Dia dusuk disamping wanita muda yang sepertinya pulang
dari liburan, terlihat dari sebuah koper besar dan tas yang terlihat terisi
penuh. Kemudian beberapa saat wanita muda tersebut tersenyum kepadanya dan
diapun membalas senyuman itu, tetapi beberapa saat tersenyum kepadanya dan
diapun membalas senyuman itu, tetapi beberapa saat kemudian wajah wanita muda
tersebut pelan-pelan berubah menjadi muka wanita yang paling ia benci untuk
saat ini. Lalu ia pun mengucek-ucek matanya dan wjah wanita muda tersebut
kembali seperti semula. Kemudian seoalah-olh memudar dan menjadi semakin gelap.
Dalam keadaan tersebut dia baru menyadari bahwa sejak kemarin malam dia belum
memasukan sama sekali makanan kedalam tubuhnya, dan kemudian semakin gelap dan
memudar dan kemudian hitam.
Kini ia berjalan dikegelapan
tersebut kemudian datang seberkas cahaya, dia mengikuti cahaya dari mana cahaya
itu berasal. “itu kayaknya asyik deh kesana yuk”, ucap seorang gadis yang telah
ia kenal, ya gadis tersebut merupakan temanny yang seharunya telah lama
meninggal. Kini ia seolah melihat dirinya sendiri, “apa yang sebenarnya terjadi
?”,”apakah aku telah meninggal ?” pikirnya dalam hati. Tiba – tiba datang
cahaya yang lebih terang dari sebelumnya dan gambar disekitarnya memudar dan
dia tersadar dari masa kritisnya. “dokter!, pasiennya sudah sadar” teriak
seorang suster disampingnya, lalu dokter yang dipanggil suster tadi datang dan
memeriksa tubuhnya, kemudian “merupakan suatu keajiban bisa selamat dan sadar
secepat ini, istirahtlah dulu jangan terlalu banyak berfikir keras” nasehat
dokter kepadanya. Kemudian ia kembali merebahkan badannya di ranjang pasien.
Rudi Septono adalah seorang lulusan
akademi persandian, Universitas Oxford, United Kingdom. Merupakan anak tunggal
dari pasangan Budi Setiawan dan Anggela Lincaster. Setelah ia lulus dia
langsung dipanggil pulang kenegara asalnya Indonesia untuk menjadi bekerja di
Badan Intelejen Negara. Bisa dikatakan hidupnya sangat-sangat beruntung dan
cemerlang diusianya. Lulus dengan predikat coum
loude dan satu-satunya ahli persandian dinegaranya. Setelah melewati
beberapa tes akhirnya ia ditempatkan dalam satuan “Pelindung Kesatuan Negara”.
Dia satu tim dengan Robert Flamel dan Faris Nurdin. Robert flamel baru menjadi
warga NKRI sekitar 5 tahun yang lalu dia merupakan ahli kimia dan forensik.
Sedangkan Faris Nurdin merupakan warga NKRI tulen dan ahli komputer dan
elektronika.
“Kamu agak baikan Rud ?” tanya wanita
muda yang merupakan wanita muda dibus pada saat ia pingsan. “lumayan agak
baikan, makasih sudah mau menolongku”jawab Rudi,”sama-sama Rud”, timpal si
wanita muda.”Oh iya maaf juga telah merepotkanmu, pasti banyak biaya yang sudah
kau keluarkan nanti akan kubayar”. “oh tidak apa-apa, sesama manusia harus
saling tolong-menolong, masalah biaya tenang aja gak usah dipikirkan”. Jawab
wanita muda, “Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih, tapi saya tidak enak
hati kalau mesti kamu yang membayar semua ini”.”Rudi-Rudi saya kan sudah bilang
gak usah dipikirkan, lagian yang punya rumah sakit sini saya sendiri. Jadi
tidak usah dipikirkan anggap saja ini hari keberuntunganmu. Oh iya nama saya
Andini, Andini Sri. Sepertinya saya harus pergi ada rapat penting. Jaga diri baik-baik ya” sela wanita muda lalu pergi keluar ruangan.
Andini, Andini Sri. Sepertinya saya harus pergi ada rapat penting. Jaga diri baik-baik ya” sela wanita muda lalu pergi keluar ruangan.
Sepeninggal
Andini. Tiba-tiba Rudi merasakan sakit di kepalanya kemudian ia memutuskan
untuk beristirahat. Ketika ia baru saja menutup matanya dia langsung terbawa
kealam bawah sadarnya. Lalu terdengar suara-suara yang selama ini
mengahantuinya, “ cepat pergi dari sini Rud, dia telah menghianati kita”.”ini
resiko pekerjaan Rud”. “seharusnya kau tidak percaya pada wanita itu
Rud”.”mungkin kamu harus pergi dari kota ini Rud”. Suara-suara itu saling
bersahutan dan membuatnya tertekan seaakan kepalanya telah sesak dan terasa
akan meledak, Kemudian “Ahhhhhh” teriak Rudi. Suster yang menjaganya terkejut
dan menanyakan keadaannya. Dia hanya bisa menjawab “Cuma mimpi buruk suster”.
Posting Komentar untuk "Encryption 1 (Cerbung)"
Berilah komentar, saran, dan kritik dengan bijak